Sebaik Apapun Teknologi, Tidak Bisa Berhasil Tanpa SDM Yang Kompeten

Rabu, 12 Januari 2011

Jakarta (08/01/2011). "Mahasiswa diharapkan mendapatkan ilmu yang sangat berharga yang sulit didapatkan di kampus ini karena keterbatasan instrumen dan pengalaman sehingga kita butuh ilmu pengetahuan dari luar yang banyak manfaatnya di masa mendatang, sebagai calon-calon guru dan calon masyarakat yang akan bertanggungjawab atas diri sendiri dan masyarakat," jelas Nanda Sari Dewi, M.Si mewakili Kepala Jurusan saat membuka acara seminar Pendidikan Sains di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPA Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Sabtu (08/01/11).
Seminar yang diikuti oleh 70 mahasiswa yang bertema “Prospektif Pendidikan Terhadap Perkembangan Nuklir di Indonesia” ini merupakan rangkaian kegiatan IPA Conduction (IPA Competition and Education) yang diselenggarakan selama 1 minggu oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Pendidikan IPA-FITK.
Teknologi itu mau tidak mau bisa dijadikan suatu standar maju tidaknya suatu bangsa, oleh sebab itu kita tidak boleh kalah dengan negara-negara lain yang memang sedang giat-giatnya mengaplikasikan teknologi, mau tidak mau negara Indonesia nantinya diisi oleh para mahasiswa yang hadir disini. Hal itu disampaikan oleh Kepala PDIN-BATAN Drs. Totti Tjiptosumirat, M. Rur. Sci mengawali presentasinya yang berjudul “Perkembangan Nuklir di Indonesia serta Pemanfaatannya Dalam Kehidupan Bangsa di Masa yang akan datang”

Dipaparkan pula bahwa Challenges in modern world yang berarti bahwa teknologi itu harus diaplikasikan, diterapkan dan dikembangkan sekaligus untuk menjawab tantangan yang ada di dunia ini, yang meliputi  bidang pertanian, kesehatan, industri, energi dan lain-lain, dan teknologi nuklir bisa berpartisipasi disemua kebutuhan teknologi yang sedang kita harapkan. Bahwa teknologi nuklir mempunyai landasan filosofis yaitu iptek nuklir hanya untuk tujuan damai, keselamatan dan keamanan harus selalu diutamakan, “demand driven” dan “stakeholder satisfaction” tambahnya. Selanjutnya ia menjelaskan tentang perkembangan iptek nuklir di Indonesia mulai dari sejarah hingga pemanfaatannya sampai saat ini.
“Sebaik apapun teknologi, tidak bisa berhasil tanpa Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, kata Kepala Pusdiklat Drs. Hendriyanto Haditjahyono, M.Si dalam presentasinya yang berjudul “Integrasi Pendidikan Sains terhadap Perkembangan Iptek Nuklir di Indonesia”. Dijelaskan pula bahwa untuk menjadi SDM yang kompeten dibidang nuklir harus memiliki pendidikan yang sesuai dengan kualifikasinya, pelatihan, dan pengalaman serta harus ada sertifikasi personil dibidangnya.
Hendriyanto menyimpulkan bahwa SDM yang kompeten merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek nuklir untuk kesejahteraan bangsa. Program penyiapan SDM kenukliran merupakan usaha untuk meningkatkan partisipasi SDM nasional dalam penerapan iptek nuklit di berbagaibidang, dan menjawab “tantangan” masyarakat atas kesiapan SDM Indonesia memasuki era nuklir. Pendidikan sains  merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penyiapan SDM kenukliran.
Auliyah mahasiswi dari pendidikan biologi semester 7 mengaku bahwa kegiatan ini merupakan hal yang positif untuk para mahasiswa, nuklir yang selama ini dianggap “tabu” ternyata manfaatnya sangat besar dalam berbagai bidang, pertanian, kesehatan, industri dan lain-lain. Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Rifqi  Pratama, seminar ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa IPA dalam bidang sosial maupun sains. Rifqi merasa mendapat pengetahuan yang luar biasa tentang nuklir dan berharap kegiatan ini bisa terlaksana di waktu  yang akan datang.(sidiq)

0 komentar:

Posting Komentar